Saturday, May 12, 2007

Metafor Ibadah 1: Dialog antara Manusia dan Allah

Dalam tradisi Reformed, ibadah sebagai dialog antara manusia dan Allah adalah metafor yang paling sering digunakan. Sebagai dialog, maka ibadah yang sehat memiliki elemen-elemen yang memberi kesempatan kepada Allah untuk berbicara kepada manusia dan juga sebaliknya. Elemen seperti panggilan beribadah, khotbah, perjamuan kudus dan doa berkat tentunya merupakan elemen Allah berbicara kepada manusia. Sementara, doa syafaat dan pengakuan iman rasuli menjadi elemen manusia berbicara kepada Allah. Elemen pujian dapat berfungsi sebagai keduanya – tergantung syairnya.

Keunggulan metafor ibadah sebagai dialog antara lain:

1. Metafor ini menanamkan sikap anticipation dan teachibility dalam hati kita. Kita sadar bahwa Allah sendiri yang berbicara melalui pengkhotbah, paduan suara, pemimpin pujian.

2. Semua elemen ibadah menjadi penting. Tidak ada lagi alasan bagi mereka yang suka terlambat, “Yang penting kami mendengarkan khotbah!” Karena kita sadar bahwa Allah dapat berbicara melalui semua elemen sejak dari awal sampai akhir.

3. Metafor ini mengundang partisipasi penuh dari jemaat. Ibadah adalah dialog antara Allah dan seluruh umat-Nya. Ibadah bukan hanya antara Allah dan para pelayan mimbar.

Adapun kelemahan metafor ini adalah ia tidak memberikan ruang pada sikap discernment yang mana juga penting dan diharuskan oleh Firman Tuhan (1 Yoh 4:1). Metafor ini dapat melahirkan sikap naif dalam diri kita. Contohnya, kita akan cenderung reluctant menilai sejauh mana khotbah atau lagu masih biblikal dalam keseluruhan isinya.

No comments: